“kami adalah kelompok
seniman tradisional asli surabaya yang mencoba tetap bertahan di tengah – tengah banyaknya alternatif hiburan...” Ludruk Irama Budaya.
Ludruk berasal dari
kata lodrok. Sebuah kata dalam bahasa Jawa ngoko yang berarti badut atau lawak.
Kata ludruk juga bermakna ‘jembek, jeblok’, ‘gluprut’, ‘badut’, dan ‘teater
rakyat’. WJS. Poerwadarminta.
Malam itu hari jumat 30
desember 2011 hingar bingar malam pergantian tahun menghiasi kota Surabaya. Di
salah satu sudut kota surabaya tepatnya di daerah Pulo Wonokromo, Surabaya
bertempat di THR ( Taman Hiburan Rakyat ) sekumpulan seniman ludruk yang
tergabung dalam “Ludruk Irama Budaya” sedang mempersiapkan pementasannya untuk
menghibur para penikmat ludruk di surabaya atau di daerah sekitar surabaya.
Ludruk “Irama Budaya”
adalah salah satu grup ludruk yang masih bertahan di masa sekarang. Berdiri
sejak 25 tahun yang lalu atau tepatnya sejak 10 November 1987, ludruk ini tetap
bertahan walaupun penonton yang melihat pementasan mereka menurun. Ludruk
“Irama Budaya” ini pernah mengalami masa keemasan pada tahun 1998 hingga 2003.
“ Dulu itu penonton ludruk bisa sampai 500 orang, karena kursi terbatas mereka
rela berdiri untuk nonton ludruk. Kalo sekarang yang nonton ya paling banyak
sekitar 100 orang” tutur mak sakiyah.
Ludruk “Irama Budaya” dalam seminggu
melakukan pementasan sebanyak dua kali yaitu hari jumat dan sabtu. “ Ludruk itu
kesenian asli surabaya yang pemainnya semuanya pria dan ada pria yang berdandan
layaknya wanita. Pemain ludruk irama budaya sekarang terdiri dari waria 20
orang dan pria 30 orang” tutur mak sakiyah. Cerita yang di lakonkan para pemain
ludruk sangat menarik, mereka bisa membawakan cerita apapun dari mulai legenda
dimasyarakat pada umumnya atau pun cerita yang sedang menjadi topik hangat yang
terjadi sekarang.
Lucu, hebat, dan kagum
itu kata kata yang keluar ketika menyaksikan pementasan ludruk “Irama Budaya”.
Di jaman yang keras dan maraknya budaya Indonesia yang diklaim oleh Negara
tetangga, para seniman ludruk tetap mempertahankan eksistensi ludruk di
Indonesia. Ludruk merupakan budaya asli Indonesia yang harus dipertahankan.
 |
Ludruk "Irama Budaya" in action |
 |
ari (kiri) dan cak satimo (kanan), sedang merias diri untuk peersiapan pementasan |
 |
Seorang pemain ludruk ngenakan kostum dengan dibantu temannya |
 |
Ruang tunggu pemain |
 |
Suasana persiapan sebelum pementasan |
 |
Dengan peralatan make up seadanya dua pemain ludruk merias sendiri |
 |
Para pemain ludruk selesai berdandan dan siap untuk mengibur para penonton |
 |
Arry Setiawan (22), merupakan pemain ludruk "irama budaya" yang tercatat sebagai mahasiwa jurusan antropologi di salah satu perguruan tinggi di surabaya |
 |
Mak Sakiyah (57), pendiri grup ludruk "irama budaya" sejak 10 noverber 1987 |
 |
Reklame yang terpasang di depan pintu masuk |
kereenn fotonya...
BalasHapuspenasaran pengen nonton ludruknya...
alhamdulillah semalam baru saja menyaksikan ludruk kesenian khas surabaya, setelah hampir tiga tahun menetap di kota pahlawan ini :)
BalasHapus