Cerita Perjalanan yang menginspirasi karya anak bangsa. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Google Search

PROFILKU

Foto saya
twitter : @dennywahyuw facebook: denny wahyu email : denywahyuwibowo@gmail.com

Senin, 23 Januari 2012

Ludruk IRAMA BUDAYA

2 komentar
“kami adalah kelompok seniman tradisional asli surabaya yang mencoba tetap bertahan di tengah – tengah  banyaknya alternatif hiburan...”  Ludruk Irama Budaya.

Ludruk berasal dari kata lodrok. Sebuah kata dalam bahasa Jawa ngoko yang berarti badut atau lawak. Kata ludruk juga bermakna ‘jembek, jeblok’, ‘gluprut’, ‘badut’, dan ‘teater rakyat’. WJS. Poerwadarminta.

Malam itu hari jumat 30 desember 2011 hingar bingar malam pergantian tahun menghiasi kota Surabaya. Di salah satu sudut kota surabaya tepatnya di daerah Pulo Wonokromo, Surabaya bertempat di THR ( Taman Hiburan Rakyat ) sekumpulan seniman ludruk yang tergabung dalam “Ludruk Irama Budaya” sedang mempersiapkan pementasannya untuk menghibur para penikmat ludruk di surabaya atau di daerah sekitar surabaya.

Ludruk “Irama Budaya” adalah salah satu grup ludruk yang masih bertahan di masa sekarang. Berdiri sejak 25 tahun yang lalu atau tepatnya sejak 10 November 1987, ludruk ini tetap bertahan walaupun penonton yang melihat pementasan mereka menurun. Ludruk “Irama Budaya” ini pernah mengalami masa keemasan pada tahun 1998 hingga 2003. 

“ Dulu itu penonton ludruk bisa sampai 500 orang, karena kursi terbatas mereka rela berdiri untuk nonton ludruk. Kalo sekarang yang nonton ya paling banyak sekitar 100 orang” tutur mak sakiyah. 

Ludruk “Irama Budaya” dalam seminggu melakukan pementasan sebanyak dua kali yaitu hari jumat dan sabtu. “ Ludruk itu kesenian asli surabaya yang pemainnya semuanya pria dan ada pria yang berdandan layaknya wanita. Pemain ludruk irama budaya sekarang terdiri dari waria 20 orang dan pria 30 orang” tutur mak sakiyah. Cerita yang di lakonkan para pemain ludruk sangat menarik, mereka bisa membawakan cerita apapun dari mulai legenda dimasyarakat pada umumnya atau pun cerita yang sedang menjadi topik hangat yang terjadi sekarang.

Lucu, hebat, dan kagum itu kata kata yang keluar ketika menyaksikan pementasan ludruk “Irama Budaya”. Di jaman yang keras dan maraknya budaya Indonesia yang diklaim oleh Negara tetangga, para seniman ludruk tetap mempertahankan eksistensi ludruk di Indonesia. Ludruk merupakan budaya asli Indonesia yang harus dipertahankan.

Ludruk "Irama Budaya" in action
ari (kiri) dan cak satimo (kanan), sedang merias diri untuk peersiapan pementasan  
Seorang pemain ludruk ngenakan kostum dengan dibantu temannya
Ruang tunggu pemain
Suasana persiapan sebelum pementasan
Dengan peralatan make up seadanya dua pemain ludruk merias  sendiri
Para pemain ludruk selesai berdandan dan siap untuk mengibur para penonton

Arry Setiawan (22), merupakan pemain ludruk "irama budaya" yang tercatat sebagai mahasiwa jurusan antropologi di salah satu perguruan tinggi di surabaya
Mak Sakiyah (57), pendiri grup ludruk "irama budaya" sejak 10 noverber 1987
Reklame yang terpasang di depan pintu masuk


2 komentar:

  1. kereenn fotonya...
    penasaran pengen nonton ludruknya...

    BalasHapus
  2. alhamdulillah semalam baru saja menyaksikan ludruk kesenian khas surabaya, setelah hampir tiga tahun menetap di kota pahlawan ini :)

    BalasHapus

twitter

Pengikut

About